Langsung ke konten utama

*SANG PENJAGA*


 Frase "DOYO RUMEKSO DUSUN" berasal dari bahasa Jawa dan dapat dipecah menjadi beberapa bagian untuk memahami artinya:

  1. Doyo: Dalam bahasa Jawa, "doyo" bisa berarti "daya" atau "kekuatan", tergantung pada konteksnya. Dalam penggunaan umum, terutama di kalangan penutur Jawa Tengah, "doyo" sering diasosiasikan dengan semangat atau usaha yang kuat, bahkan kadang-kadang bermakna "menggebu-gebu" (seperti dalam lagu Denny Caknan "Kalih Welasku"). Namun, secara harfiah, "doyo" lebih dekat ke "kekuatan" atau "tenaga".
  2. Rumekso: Berasal dari kata dasar "Rekso" (melindungi atau menjaga), dengan awalan "ru-" yang menunjukkan makna aktif atau proses. Jadi, "rumekso" artinya "melindungi" atau "penjaga".
  3. Dusun: Dalam bahasa Indonesia dan Jawa, "dusun" berarti kampung kecil atau wilayah pedesaan yang lebih kecil dari desa.
Jika digabungkan, "DOYO RUMEKSO DUSUN" secara harfiah dapat diartikan sebagai "kekuatan yang melindungi dusun. Dalam konteks yang lebih luas, ini bisa merujuk pada semangat atau usaha untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan suatu dusun, mungkin dalam bentuk doa, harapan, atau tindakan nyata.
Namun, makna pastinya bisa bervariasi tergantung konteks penggunaannya—apakah ini bagian dari puisi, tembang, atau ungkapan sehari-hari.
Atau malah ada "SIAPA? yang sebenarnya menjaga dusun KEMBANG?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL & STRUKTUR TARUNA BHAKTI 2025-2028

 profil dalam bentuk pdf dan dapat di download melalui google drive : 

SEDJARAH DRD

  Pada saat indonesia dibawah jajahan Belanda di dukuh Kembang banyak terjadi gangguan keamanan. salah satunya adalah gejolak tentang hewan ternak. sapi yang saat itu termasuk barang berharga milik warga banyak yang di di racun, agar bisa dibeli dengan harga murah. ada beberapa yang mati dan telah dikuburkan pun hilang di curi. timbulah gagasan agar aman ,oleh warga sengaja memberi minyak tanah pada perut sapi yang telah mati sebelum dikuburkan, supaya daging nya rusak dan tidak layak lagi dikonsumsi. gagasan tersebut masih tidak berlaku bagi si pencuri. kemudian dari berbagai masalah masalah tersebut banyaklah pertemuan2 yang melibatkan tokoh warga dk kembang. Pada tanggal 07 Maret 1936 Para tokoh-tokoh dukuh Kembang yang kala itu di gerakkan oleh Tetuangganing Dukuh Kembang, Eyang Buyut Soikromo Midjo  pertama kalinya yang berinisiatif mengadakan rapat yang membahas Perencanaan & Pembuatan Paguyuban Gotong Royong. Akan tetapi pada saat itu membuat sebuah organisasi tidak...

PROFIL DUKUH KEMBANG

Menelusuri Keindahan dan Potensi Dukuh Kembang Desa Kembang Kecamatan Gladagsari. October 30, 2017 Desa Kembang di Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, adalah tempat yang kaya akan keindahan alam dan budaya. Dengan pemandangan yang menakjubkan dan tradisi yang kuat, desa ini menjadi tujuan menarik untuk dikunjungi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek yang menjadikan Desa Kembang istimewa, dari sejarah hingga potensi budayanya.. Poin Penting. Desa Kembang memiliki sejarah panjang yang dimulai dari era kolonial. Keindahan alam desa ini terletak di kaki gunung merbabu. Masyarakat aktif melestarikan budaya melalui festival dan tradisi gotong royong. Desa ini memiliki potensi wisata yang menarik, termasuk spot foto tugu nolkilometer. Program pemberdayaan masyarakat membantu meningkatkan ekonomi dan pendidikan. Sejarah dan Perkembangan Dukuh Kembang Asal Usul Nama Dukuh  Kembang Dukuh  Kembang memiliki nama yang unik, di mana "Kembang" berarti ...